Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti online workshop tentang food photography. Sebenarnya workshop ini sudah lama saya incar, hanya saja baru tercapai setelah menunggu dua tahun kemudian, selama dua tahun itu pula kamera saya menganggur. Ini membuat saya sadar bahwa memiliki kamera saja tidak cukup, tentu saja harus ada ilmunya untuk mengoptimalkan penggunaan. Ternyata banyak hal yang harus dipelajari. Karena saya juga pemula, maka saya akan sampaikan beberapa tips bagi pemula dalam bahasa yang sederhana. Berikut hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan foto makanan (food photography). Kenali 3 sudut pengambilan gambar Ada 3 sudut dalam pengambilan foto secara umum. Nah, untuk food photography ketiga sudut ini biasanya umum digunakan untuk beberapa objek khusus. 1. BEV (Bird Eye View) atau Flat lay : kamera vertikal menghadap ke bawah. Biasanya digunakan untuk foto hidangan, aneka makanan dan minuman. 2. Sudut 45°, kamera diposisikan 45° dari objek yang akan diambil. Biasanya digunakan untuk mengambil satu fokus dalam makanan. Misal foto fokus terhadap sepiring bacem, dengan pelengkap lain di belakang atau di sampingnya. 3. Eye Level , kamera sejajar secara horizontal dengan objek. Ini biasanya digunakan untuk mengambil foto botol, gelas, dan vas (wadah yang tinggi). Waktu terbaik untuk pengambilan foto
Jika menggunakan cahaya matahari (natural light), disarankan untuk mengambil foto antara jam 07.00-10.00 atau 14.00-17.00 dengan kondisi cuaca cerah. Jika pengambilan gambar dengan lampu studio, maka bisa dilakukan kapan saja. Lokasi pengambilan foto Objek foto baiknya tidak diambil langsung di bawah terik matahari, namun dibawah atap yang ada celah cahaya seperti di dekat jendela, di garasi, atau balkon. Untuk makanan, walaupun pengambilan di garasi tetap usahakan agar jangan meletakkan makanan langsung di atas lantai karena kurang pantas. Berilah alas untuk menyamarkan lantai, atau gunakan meja jika memungkinkan. Menentukan tema foto Sebelum melakukan pemotretan, baiknya tentukan tema yang akan difoto. Hal ini berkaitan dengan tujuan anda mengambil foto-foto tersebut. Walaupun temanya hanya sekedar sharing masakan hari itu beserta resep, tidak masalah. Yang terpenting, temanya direncanakan. Ini akan memudahkan Anda untuk menentukan alat atau bahan pelengkap lain yang akan masuk ke dalam frame. Seperti alat dapur, bumbu, bahan, atau pelengkap suasana lainnya. Editing foto dan aplikasi pendukung Sebelum melakukan editing foto, perlu dipahami bahwa foto yang akan diedit adalah foto yang sudah benar-benar siap. Tujuannya agar proses editing tidak terlalu lama. Jangan sampai proses editing foto lebih ribet ketimbang pengambilan foto itu sendiri. Editing hanya finishing touch. Perlu digarisbawahi, foto yang diambil saat tangan kurang stabil (goyang) tidak bisa diedit sama sekali. Untuk menghindarinya, bisa dengan menahan nafas saat pengambilan foto, atau gunakan tripod. Pada umumnya, gambar hasil jepretan kamera DSLR cenderung lebih bagus dari kamera smartphone. Biasanya editing tidak terlalu diperlukan, namun jika masih ingin menambahkan ketajaman, saya biasanya mengedit di aplikasi VSCO atau edit sharpen di Instagram. Sedangkan untuk gambar dari smartphone, biasanya saya edit dengan aplikasi Snapseed dan After Focus untuk memberikan efek blur seperti kamera DSLR. Terakhir, hargailah karya Anda sendiri, karena ada waktu dan pikiran yang dicurahkan untuk membuat foto tersebut. Beri watermark foto anda. Biasanya saya pakai aplikasi Phonto. Ini mengantisipasi foto Anda disalahgunakan oleh pihak lain. Selamat mencoba food photography!
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorMom of three children, food & photography enthusiast, learning to be a good parent Categories
All
Archives |